CIRI – CIRI DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
sumber :google search
CIRI – CIRI MAKHLUK HIDUP
Kita semua mengetahui bahwa batu, tanah dan air
merupakan contoh benda tak hidup, sedangkan manusia, hewan dan tumbuhan
merupakan makhluk hidup. Makhluk hidup mempunyai ciri – ciri khusus yang
membedakannya dari benda mati, ciri – ciri tersebut adalah bernapas, bergerak,
makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh, berkembangbiak, peka terhadap rangsang
dan beradaptasi.
Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses
mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh.
Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam
tubuh dan menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi
tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
Reaksi
oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan
+ oksigen —> energi + uap air + karbon dioksida.
Makhluk hidup bernapas menggunakan alat alat
pernapasan, setiap makhluk hidup memiliki alat pernapasan yang berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dan hewan vertebrata bernapas dengan paru –
paru, ikan dengan insang, cacing dengan kulit dan yang lainnya, sedangkan
tumbuhan bernapas dengan mulut daun (stomata) dan lentisel (lubang-lubang yang
ada pada batang tumbuhan).Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup, gerak dibagi dua yaitu gerak aktif dan gerak pasif, gerak aktif adalah gerak berpindah tempat yang dilakukan oleh manusia dan hewan, kita dapat dengan mudah mengamati gerak manusia atau hewan, contohnya berlari, berjalan, terbang, berenang dan lain lain. Sedangkan gerak pasif adalah gerak yang ditunjukkan oleh tumbuhan, contohnya gerak akar menuju sumber air, gerak ujung batang menuju arah matahari, gerak mekarnya bunga dan lain – lain.
Makan
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber
energi, untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak. Makanan yang
dimakan harus mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat
sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat makanan ini terdapat
dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu, terdapat
dalam biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling
tinggi dibandingkan zat makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat dalam susu
dan mentega.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti
sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam, yaitu protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari
hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati
adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacangkacangan, dan
buah-buahan.
Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk
mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayursayuran, seperti: wortel, sayur bayam, kangkung, jeruk, alpukat, apel, dan
sebagainya.
Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan memproduksi
sendiri. Tumbuhan hijau sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi zat
organik melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan
makanan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya. Tumbuhan tak berhijau daun,
hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri. Mereka memanfaatkan
makanan dari hasil fotosintesis tumbuhan hijau dan sumber lain dari hewan dan
alam.
Mengeluarkan Zat Sisa
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa
yang merupakan zat yang tidak terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa
oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida.Berdasarkan aktivitas tubuh
dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas : Ekskresi, Respirasi,
Defekasi.
Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang
dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang
dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan
menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa
proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.
Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan
makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.
Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan, pertumbuhan adalah
proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel, pertumbuhan bersifat kuantitatif,
artinya dapat dihitung atau dinyatakan dengan angka, dan irrevesibel yang
artinya tidak dapat berubah ke bentuk semula.
Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan jenisnya.
Cara berkembangbiak dibedakan menjadi dua, yaitu secara kawin/generatif, yaitu
perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma. Dan secara tak
kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel
sperma, melainkan melibatkan sel tubuh. Hewan berkembang biak antara lain
dengan melahirkan, bertelur, bertelur-melahirkan, bertunas, fragmentasi atau
membelah diri. Tumbuhan berkembang biak secara alami dan buatan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.
Setiap
makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk bereaksi (peka) terhadap segala
perubahan di sekitarnya. Untuk mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi
di sekitarnya, hewan dan manusia dilengkapi alat indra. Alat indra tersebut
adalah telinga yang peka terhadap getaran suara, mata yang peka terhadap gas,
lidah yang peka terhadap rangsangan rasa dan kulit peka terhadap sentuhan.
Tumbuhan
tidak mempunyai alat indra. Akan tetapi, tumbuhan mempunyai kemampuan bereaksi
terhadap rangsangan lingkungannya. contohnya daun putri malu yang
menguncup ketika disentuh.
Adaptasi
Setiap
makhluk hidup hanya dapat hidup dengan baik pada lingkungan yang sesuai.
Contohnya tumbuhan tropis dapat hidup dengan baik pada suhu lingkungan
antara 10-400 C. tumbuhan di daerah kutub dapat hidup dengan baik pada suhu
lingkungan antara 5-150 C. ikan dapat hidup dengan baik pada lingkungan air
yang bersuhu 10-300 C. pada lingkungan air yang bersuhu lebih atau kurang dari
suhu tersebut kahidupan ikan akan terganggu.
Manusia
merupakan satu-satunya makhluk di alam ini yang mempunyai akal dan pikiran.
Dengan kemampuan itu, manusia dapat bertahan pada berbagai suhu lingkungan
karena dapat mengubah suhu lingkungan sesuai dengan kebutuhannya.Dari ciri-ciri tersebut diatas ada perbedaan ciri hidup yang dimiliki antara hewan/manusia dengan tumbuhan, antara lain :
a. Hewan/Manusia
Bergerak : Melakukan gerak pindah tempat.
Cara memperoleh makanan: Tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) .
Bahan yg dimakan berupa zat organik.Pertumbuhan: Hanya sampai batas usia tertentu
b. Tumbuhan
Bergerak :Tidak dapat berpindah tempat sendiri.
Cara memperoleh makanan: Dapat membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan berupa zat anorganik
Pertumbuhan : .Tumbuh terus menerus sampai mati.
Ketika kita mengamati makhluk hidup kita menemukan
banyak perbedaan sifat antara satu dan yang lainnya, kenekaragaman sifat ini
tidak hanya terjadi pada makhluk hidup antar jenis, tapi juga antar individu
dalam satu spesies. Keanekaragaman pada makhluk hidup disebut juga dengan
keanekaragaman hayati atau biodeversitas menunjukkan adanya variasi bentuk,
penampilan, ukuran dan sifat lainnya yang meliputi keseluruhan berbagai variasi
pada tingkat gen, jenis serta ekosistem disuatu daerah.
Tingkat Keanekaragaman Makhluk Hidup
Tingkat keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga
macam, yaitu :
-
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel, dan di dalam sel tersebut terdapat gen. Gen merupakan substansi yang berfungsi membawa sifat. Sifat yang dimiliki oleh induk jantan dan betina dibawa oleh gen untuk diwariskan kepada keturunannya. Gen terdapat dalam kromosom yang berada dalam inti sel. Wujud gen berupa potongan atau segmen dari rantai terpilin (DNA). Setiap individu memiliki susunan gen yang khas, meskipun jumlah gennya sama.Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan gen pada individu-individu sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada warna mahkota bunga, ukuran daun, tinggi pohon, dan sebagainya.Keanekaragaman gen dalam satu spesies disebut varietas, contohnya dalam spesies kucing, kita mengenal kucing angora, siam dan inggris, Demikian juga pada tanaman padi yang terdiri dari varietas IR, PB, rojolele, sedani, delanggu, dan bumiayu.
-
Keanekarahaman jenis disebut juga keanekaragaman spesies. Spesies adalah kumpulan makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri umum dan dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya serta menghasilkan keturunan yang subur (fertil).Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Contohnya adalah tumbuhan kentang (Solanum tuberosum) dan tumbuhan tomat (Solanum lycopersicum). Meskipun berada dalam genus yang sama, yaitu Solanum, kedua tumbuhan tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda.
-
Dalam aktivitas kehidupannya makhluk hidup selalu berinteraksi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Ketergantungan ini berkaitan dengan kebutuhan akan oksigen, cahaya matahari, air, tanah, cuaca, dan faktor abiotik lainnya. Komponen abiotik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan cara adaptasi berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik). Hal ini menunjukkan adanya keaneka ragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di suatu habitat. Misalnya, hutan hujan, hutan gugur, hutan tropis, padang rumput, padang lumut, ladang, danau, dan sebagainya.
Klasifikasi Makhluk Hidup
Di bumi keanekaragaman
makhluk hidup sangat beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu
saja keanekaragaman juga tertambah. Dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya
berjuta-juta itu bagaimana kita akan mempelajarinya? Untuk mempelajari makhluk
hidup tersebut, manusia berusaha menyederhanakan makhluk hidup dengan
menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Di
dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang sama tersebut pastilah ditemukan
lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil
berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan diperoleh kelompok
terkecil dengan persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokkan
makhluk hidup dengan suatu sistem tertentu disebut klasifikasi atau taksonomi.
Berdasarkan
cara pengelompokagoogle searchnnya, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
- Sistem artificial ( buatan )Klasifikasi dilakukan berdasarkan struktur morfologis, anatomi, dan fisiologi (terutama pada alat perkembangbiakan dan habitat makhluk hidup). Contoh sistem klasifikasi ini adalah yang dilakukan oleh Theopratus dalam bukunya Historia Plantarum. Ia membagi tumbuhan menjadi empat kelompok berdasarkan penampakannya, yaitu pepohonan, perdu, semak, dan gulma. Sistem yang lain dikemukakan oleh Aristoteles dalam bukunya Historia Animalum. Ia mengelompokkan hewan menjadi dua kelompok, yaitu hewan berdarah dan hewan tak berdarah. Tokoh lain yang mengembangkan sistem ini adalah Carolus linneaus.
- Sistem alamiahHasil klasifikasi (takson) terbentuk secara alami, sesuai kehendak alam. Dasar klasifi kasi yang digunakan yaitu banyak sedikitnya persamaan, terutama morfologi. Pelopornya adalah Michael Adanson dan Jean Baptise de Lamarck. Mereka mengelompokkan hewan menjadi empat kelompok, yaitu hewan berkaki empat, hewan berkaki dua, hewan bersirip, dan hewan tidak berkaki. Selanjutnya, hewan berkaki empat dibagi lagi menjadi kelompok hewan berkuku genap dan berkuku gasal.
- Sistem filogeniMerupakan klasifikasi yang mengacu pada teori evolusi. Teori tersebut menyatakan bahwa spesies yang ada di muka bumi akan mengalami perubahan terus menerus sejalan dengan perubahan lingkungan, sehingga menghasilkan spesies yang berbeda. Organisme baru dilahirkan oleh organisme pendahulunya yang mengalami perubahan (meliputi perubahan susunan gen) yang mengakibatkan perubahan pada sifat organisme tersebut. Proses ini berlangsung lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dengan menggunakan sistem ini, jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson dapat terlihat dengan jelas. Semakin dekat hubungan perkerabatan, semakin banyak persamaannya.Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707 – 1778), seorang ahli biologi dari Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan persamaan struktur. Makhluk hidup yang mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu kelompok. Bila dalam satu kelompok ditemukan perbedaan–perbedaan, maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae. Selanjutnya setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang disebut dengan takson-takson.
Dunia hewan
akan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
1). Kingdom atau kerajaan.
2). Filum.
3). Class atau kelas.
4). Ordo atau bangsa
5). Familia atau suku.
6). Genus atau marga.
7). Species atau jenis.
Sedangkan dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi
takson-takson sebagai berikut:
1). Kingdom atau kerajaan.
2). Divisi.
3). Class atau
kelas.
4). Ordo atau bangsa.
5). Familia atau suku.
6). Genus atau marga.
7). Species atau jenis.
Selain itu, di dalam klasifikasi makhluk hidup menggunakan sistem yang
disebut dengan Sistem Binomial
Nomenklatur (Sistem nama ganda). Di dalam sistem Binomial Nomenklatur
mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
- Species terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan genus dan kata kedua menunjukkan sifat spesifikasinya.
- Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
- Menggunakan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan dicetak miring atau digaris bawahi. Contoh : Nama species Padi : Oryza sativa. Genus : Oryza, Species : sativa.
Menurut RH.Whittaker yang didukung oleh banyak ahli biologi, pada tahun 1969 dikembangkan klasifikasi makhluk hidup menggunakan sistem lima kingdom sebagai berikut:
Monera.
- Monera berasal dari kata monares yang berarti tunggal. Mikroorganisme ini memiliki inti tetap, uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual. Misal: bakteri dan ganggang biru.
Protista.
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membrane inti), uniseluler
atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof. Misal:
Protozoa yang mempunyai ukuran sangat kecil, satu sel, hidup di air atau
parasit pada makhluk lain, berkembangbiak membelah diri.
Jamur ( Fungi).
Ciri-ciri fungi adalah eukariot,
memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler atau multiseluler,
hidup heterotrof (saprofit, parasit, dan mutual). Tubuh jamur tersusun
dari benang-benang halus disebut hifa. hifa ada yang bersekat dan ada yang
tidak bersekat. Fungi hidup di tempat-tempat lembap, air laut, air tawar, di
tempat yang asam dan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak
(lichenes). Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan
fragmentasi. Sedangkan, secara seksual dengan zigospora, askospora, dan
basidiospora.
Plantae.
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah
istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler.
Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan
karena memiliki klorofil. Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam
dua kelompok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
Animalia.
Animalia atau hewan merupakan
organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang aktif. Kingdom
animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang belakang,
yaitu vertebrata dan invertebrata.
Persebaran Organisme
Persebaran
organisme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut
biogeografi. Menurut Alfred Russel Wallace, berdasarkan adanya persamaan fauna
di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah biogeografi
dunia, yaitu sebagai berikut :
- Nearktik : Amerika Utara.
- Palearktik : Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, Gurun Sahara sebelah utara.
- Neotropikal : Amerika Selatan bagian tengah.
- Oriental : Asia, Himalaya, bagian selatan.
- Ethiopia : Afrika
- Australia : Australia dan pulau – pulau sekitarnya.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terletak di daerah tropis. Berada di antara dua benua, Asia dan
Australia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau.
Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas di dunia, karena memiliki
keanekaragaman jenis hayati yang tinggi. Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman hayati yang kedua terbesar di dunia setelah Brazil. Hutan hujan
tropis kita kaya akan flora dan
fauna serta memiliki tingkat endemisme yang
tinggi. Begitu pula dengan kekayaan terumbu karang di laut Indonesia yang merupakan pusat keanekaragaman yang
tertinggi di dunia.
Berikut adalah
tabel perkiraan jumlah spesies utama di Indonesia :
Kelompok
|
Indonesia
|
Dunia
|
Bakteri, ganggang hijau biru
|
300
|
4.700
|
Jamur
|
12.000
|
47.000
|
Rumput laut
|
1.800
|
21.000
|
Lumut
|
1.500
|
16.000
|
Paku pakuan
|
1.250
|
13.000
|
Tanaman berbunga
|
25.000
|
250.000
|
Serangga
|
250.000
|
750.000
|
Molusca
|
20.000
|
50.000
|
Ikan
|
8.500
|
19.000
|
Amfibia
|
1.000
|
4.200
|
Burung
|
1.500
|
9.200
|
Reptilia
|
2.000
|
6.300
|
Mamalia
|
500
|
4.170
|
Sumber: KLH, 1989 dalam Moeljopawiro, 2001, hlm.4
Persebaran Fauna di
Indonesia
Menurut garis Wallace , persebaran fauna di Indonesia terbagi menjadi bagian barat (oriental) dan timur (Australia) yang masing-masing ditandai oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis Webber, diantara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan Australia terdapat zona peralihan. Berikut adalah persebaran fauna berdasarkan wilayah persebarannya :
Menurut garis Wallace , persebaran fauna di Indonesia terbagi menjadi bagian barat (oriental) dan timur (Australia) yang masing-masing ditandai oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis Webber, diantara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan Australia terdapat zona peralihan. Berikut adalah persebaran fauna berdasarkan wilayah persebarannya :
- Wilayah Indonesia Barat (Oriental). Berbagai jenis kera, gajah, harimau, tapir, badak, kerbau liar, babi hutan, serta rusa.
- Wilayah Indonesia Timur (Australia). Berbagai jenis burung misal :kasuari, nuri, parkit, cendrawasih dan merpati berjambul. Beberapa jenis hewan berkantong misal : kanguru wallabi dan kanguru pohon.
- Wilayah zona peralihan (Oriental dan Australia). Burung Hantu, bajing dan babi dan di Sulawesi terdapat hewan khas yaitu anoa dan di pulau Komodo terdapat komodo.
Menurut Dr.
Sampurno Kadarsan, ahli botani Indonesia, flora Indonesia termasuk dalam
kawasan Malesiana. Berikut ini akan diuraikan penyebaran flora di Indonesia.
- Daerah hutan hujan tropis terdapat di Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi dan sedikit di Jawa Barat. Ciri hutan lebat, heterogen dan lembab.
- Daerah hutan musim terdapat di Pulau Jawa. Ciri hanya terdapat satu jenis tumbuhan (homogen), contohnya hutan jati.
- Daerah sabana terdapat di Madura dan dataran tinggi Gayo (Nanggroe Aceh Darussalam). Ciri banyak ditemukan rumput yang diselingi semak atau rumpun pohon rendah.
- Padang rumput (stepa) terdapat di Pulau Sumba, Sumbawa, Flores dan Timor. Cirinya padang rumput yang luas, musim kemarau yang panjang.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
tumbuhan dan hewan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,
diantaranya :
- Sebagai sumber pangan. Contohnya : beras,singkong, ubi jalar dsb. Selain itu juga berasal dari hewan-hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing dsb.
- Sebagai sumber sandang dan papan. Contoh : Kapas, rami, yute, ulat sutera yang dibutuhkan untuk bahan pembuatan kain. Kayu jati, mahoni, lontar dibutuhkan sebagai bahan bangunan.
- Sebagai sumber obat dan kosmetik. Contoh : laos, turi, temulawak, jahe dan sebagainya yang digunakan sebagai bahan obat-obatan. Penggunaan bunga-bungaan seperti cendana, melati, mawar, kemuning dsb digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik.
Berkurangnya keanekaragaman hayati menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Penyebab hilangnya keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut :
- Fragmentasi dan hilangnya habitat.
- Eksploitasi berlebihan pada spesies hewan dan tumbuhan.
- Pencemaran tanah, air, dan udara.
- Perubahan iklim global.
- Industrialisasi kehutanan dan pertanian.
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Tekanan
berbagai kepentingan pemanfaatan hayati di banyak kawasan mengancam kekayaan
hayati Indonesia. Kepulauan Indonesia berupa alam sangat luas dan penting baik
secara nasional, maupun internasional. Indonesia mempunyai tanggung jawab dunia
dan nasional untuk memerhatikan secara sungguh-sungguh mengenai perlindungan.
Kini lebih dari 350 daerah di Indonesia ditetapkan untuk konservasi, meliputi
upaya pelestarian ekosistem dan melindungi tanah dan air. Selain itu, Indonesia
juga harus memerhatikan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti bagian terkaya
daerah pelestarian telah hilang di daerah hutan penebangan, petani mencari
keuntungan lebih untuk nafkah hidup, pembangunan jalan melintasi batas hutan
dan menembus taman nasional, pencarian dan penambangan mineral di banyak taman
nasional dan kawasan lindung, sehingga mengganggu hutan dan margasatwa, juga
pencemaran yang tinggi, kelambanan penanganan pelestarian akan mempercepat
hilangnya hayat, hilangnya banyak daerah dan jenis khas yang tak tergantikan.
Pemanfaatan
sumber daya hayati yang secara terus-terusan secara tidak seimbang dapat
mengakibatkan hilangnya habitat, rusaknya ekosistem, dan menipisnya plasma
nutfah.Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
- Budi daya atau pemuliaan hayati di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya.
- Pelestarian hayati, meliputi upaya in situ dan ex situ.
- Pelestarian secara in situ, yaitu melindungi sumber hayati di tempat aslinya. Hal ini dilakukan sehubungan dengan keberadaan organisme yang memerlukan habitat khusus, dan akan membahayakan kehidupan organisme tersebut jika dipindahkan ke tempat lainnya, contoh: cagar alam, hutan lindung, suaka margasatwa, taman laut.
- Pelestarian secara ex situ, merupakan bentuk perlindungan kenanekaragaman hayati Indonesia dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan ke tempat lainnya yang cocok bagi kehidupannya, contoh: kebun raya, hutan nasional, hutan produksi, kebun binatang, Tabulampot (tanaman budi daya dalam pot).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar